LPTQ Jawa Timur-Di Aula Dinas Perkimtan Provinsi Kalimantan Tengah, suasana hening mendadak berubah ketika suara merdu Adzan bergema, menggetarkan hati para pendengar. Suara penuh ketulusan itu berasal dari seorang muadzin yang sekaligus ASN di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Qomarudin, S.H.I., yang mewakili Jawa Timur dalam lomba Adzan pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) KORPRI Nasional VII Tahun 2024. Di bawah sinar Rabu, 6 November 2024, panggilan suci dari suara Qomarudin itu mengajak setiap jiwa yang hadir untuk mendekat kepada Allah, menciptakan atmosfer penuh kedamaian dan kebesaran Ilahi.
Qomarudin, yang sehari-hari bekerja sebagai Pengelola Data Alumni di Bagian Akademik UIN Sunan Ampel, telah mengemban amanah sebagai muadzin di Masjid Raya Ulil Albab, kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Suaranya yang lembut, penuh penghayatan, dan berwibawa menjadikan lantunan adzannya sebagai panggilan yang ditunggu-tunggu oleh jamaah masjid setiap waktu sholat. Dalam kesempatan MTQ KORPRI ini, Qomarudin menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap panggilan suci itu, membawakan Adzan dengan keindahan dan ketulusan yang memikat setiap pendengar.
Seiring dengan lantunan "Allahu Akbar, Allahu Akbar," suara Qomarudin mengalir, penuh kelembutan namun kokoh, menggambarkan keagungan Allah. Setiap lafaz terdengar bersahaja, namun kuat merasuk ke dalam sanubari, mengajak hati untuk sejenak meninggalkan kesibukan duniawi dan menuju ketenangan. Dalam lantunan itu, keindahan nada yang terjaga pada setiap bacaan takbir, tasyahhud, dan panggilan terakhir dalam adzan menjadi magnet tersendiri, mengundang suasana haru dan refleksi diri.
Menurut Qomarudin, keindahan adzan bukan hanya terletak pada teknik suara, tetapi pada kekhusyukan dan niat yang mendasari panggilan itu. "Setiap kali mengumandangkan Adzan, saya berharap bisa menyampaikan rasa cinta kepada Allah. Adzan bukan sekadar panggilan, tetapi undangan dari Yang Maha Tinggi untuk semua umat agar menghadap-Nya,” ujar Qomarudin dengan tatapan penuh penghayatan.
Sebagai muadzin yang memiliki pengalaman bertahun-tahun, Qomarudin telah mengasah kualitas suara dan tekniknya dengan latihan konsisten. Melalui pengalaman dan pembelajaran yang dia peroleh sebagai muadzin di Masjid Raya Ulil Albab, suaranya menjadi semakin matang, penuh karakter, dan mampu menyentuh hati. Suaranya mencerminkan kekuatan spiritual yang hadir dari ketulusan seorang muadzin yang memanggil umat tanpa pamrih.
Para juri yang terdiri dari ahli qira'at dan adzan dari berbagai daerah memberikan apresiasi atas kemahiran dan penghayatan Qomarudin. Dalam lomba ini, aspek keindahan suara, teknik, dan kekhusyukan menjadi penilaian utama. Lantunan adzan Qomarudin mencakup semua aspek tersebut, menghidupkan nilai-nilai panggilan yang menyejukkan jiwa.
Kehadiran Qomarudin di MTQ KORPRI Nasional VII ini tidak hanya membawa harum nama Jawa Timur, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para ASN di seluruh Indonesia, bahwa pengabdian kepada negara dapat disandingkan dengan ibadah. Pengalaman Qomarudin sebagai muadzin di Masjid Raya Ulil Albab tak sekadar pekerjaan rutinnya, tetapi juga jalan baginya untuk terus mendekatkan diri pada Allah, seraya mengajak orang lain melalui suara adzannya yang indah dan penuh makna.
Kisah Qomarudin dan keindahan adzannya di MTQ KORPRI Nasional VII ini memberikan pelajaran bahwa di balik panggilan untuk sholat, terdapat cinta dan ketulusan seorang muadzin dalam menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Suara Qomarudin menjadi simbol betapa sakralnya panggilan Adzan—sebuah panggilan langit yang terus bergema, mengajak setiap manusia untuk menemukan kedamaian dalam sujud kepada-Nya.
إرسال تعليق