Fathur Rahman merupakan pria asal Dusun Krajan A RT 001/RW 003 Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Bersama ratusan peserta lainnya, dirinya lulus seleksi menjadi imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA). Pria kelahiran Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah tersebut sejak kecil tinggal di Jember bersama paman dan bibinya. Sedang kedua orang tuanya tinggal dan menetap di Kalimantan Tengah.
Sosok kelahiran 01 Oktober 1985 tersebut pernah tercatat mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Wonorejo 9 Kencong (sekarang SD Wonorejo 6), Sekolah Menengah Pertama (SMP) 03 Kencong (sekarang SMP 02 Kencong), Madrasah Aliyah (MA) Al-Muslihun dan terakhir kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta Selatan.
Ustadz Maman, sapaan akrabnya, juga pernah mengaji di Pondok Pesantren Al-Hikmah Assunniyyah Kencong Jember asuhan Kiai Muhammad Irsyad, yang merupakan murid Kiai Harir Demak.
“Dari sanalah saya memulai pertama kali belajar qiro'ah dan menghafal Al-Qur'an, hingga menekuninya sampai saat ini,” ujar Ustadz Maman.
Ia merupakan tipikal organisatoris sejati. Pengalaman organisasinya dimulai sejak bangku SMP pada tahun 1997, dengan bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Mulai tingkat Pimpinan Ranting (PR) Desa Wonorejo, Pimpinan Cabang (PC) Kencong, hingga Pimpinan Pusat (PP).
Selain itu, ia juga pernah aktif di berbagai organisasi lainnya, meliputi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PTIQ, Takmir Masjid Al-Fattah Wonorejo, Jam'iyyatul Qurro' Wal Huffadz Cabang Kencong, Lajnah Muroqobah Yanbu'a (LMY), Thoriqoh baca tulis Al-Qur'an Cabang Kencong dan Pegawai Agama Honorer Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kencong, Jember.
Sederet prestasi telah ia raih, mulai tingkat regional hingga internasional. Antara lain di bidang tahfidz Juara 2 tahfidz 10 juz (2008), Juara 2 tahfidz (2012), wakil Jawa Timur lomba hafalan 30 juz di Kedutaan Besar Arab Saudi (2013), Juara 1 tahfidz 30 juz (2015).
Di bidang lainnya, Juara 3 tafsir bahasa inggris (2017), Juara 1 tafsir bahasa Indonesia (2015), Juara 1 tafsir bahasa Indonesia, Juara 3 MTQ Provinsi Jawa Timur (2019), dan sederet prestasi lainnya.
Motivasi Menghafal Al-Qur’an
Adapun salah satu motivasi dirinya semangat menghafal Al-Qur'an dan menjadi hafidz ialah nenek dan bibinya. Disebutkan bahwa, mereka merupakan qori'ah berprestasi di Bali, pada kurun waktu 60-80 an.
"Sewaktu kecil saya sering menyimak hafalan nenek saya. Mulai surat Al-Mulk, Al-Waqiah, Ar-Rahman, Kahfi, dan lainnya. Sedangkan bibi yang mengajari saya ngaji setiap hari. Jadi, mereka yang menjadi motivasi bagi saya," ungkapnya.
Soal seleksi imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA), ia menceritakan, pada mulanya ia mendengar informasi terkait seleksi tersebut di media sosial September 2020 lalu. Di mana proses seleksi baru akan dilakukan pada tahun 2021.
"Saya mengikuti seleksi pada tanggal 3-5 Maret 2021, di Hotel Golden Boutique Jakarta. Pengumuman lolos pada 14 April 2021, dan akan diberangkatkan bulan Juni 2021 ini," ungkap staf pengajar Sekolah Dasar (SD) Assuniyah Kencong tersebut.
Pria berumur 35 tahun tersebut menjelaskan, salah satu modal dalam mengikuti seleksi tersebut ialah berbekal pengalamannya dalam mengikuti dan memenangkan berbagai ajang perlombaan hafalan Al-Qur'an dan tafsir.
"Sebenarnya tidak ada motivasi khusus bagi saya. Saya hanya ingin bersilaturahim, menambah ilmu dan pengalaman. Itulah yang menjadi modal bagi saya dalam mengikuti seleksi kemarin," paparnya.
Dirinya pun berpesan kepada seluruh Hafidz dan Hafidzoh, untuk terus semangat meningkatkan dan menjaga kualitas hafalan. Dengan harapan nantinya dapat menjaga Al-Qur'an dan bisa mengharumkan negara, bangsa, dan agama.
"Mari kita terus bersemangat. Sebagai warga Indonesia kita harus berusaha untuk mengharumkan nama bangsa kita, baik di dalam maupun luar negeri. Dan saya berharap, dengan lolosnya saya ini dapat mengharumkan nama negara Indonesia," pungkasnya.
إرسال تعليق